KARYA
ILMIAH
PEMBUDIDAYAAN
TANAMAN PADI
SEBAGAI
TANAMAN UTAMA
MASYARAKAT
INDONESIA
Diajukan untuk menyelesaikan Kompetensi Dasar MIPA
Tentang
:
Pembuatan
Karya Ilmiah
Oleh :
Nama :
Ira Nurpatimah
Kelas :
XII-TKJ
KATA
PENGANTAR
Puja
dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang
berjudul “Pembudidayaan Tanaman Padi Sebagai Tanaman Utama
Masyarakat Indonesia”.
Adapun
maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis ini, untuk memenuhi upaya penulis
dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang materi yang
sedang penulis pelajari.
Penulis
mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan.
Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki.
Maka
dari itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Penulis akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki karya tulis di masa datang.
Dengan
menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari karya ini.
Jakarta, Agustus 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGESAHAN…………………………………………………………………….....i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..v
ABSTRAK………………………………………………………………………...….vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………............1.1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….. ..1.2
3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………......1.3
4. Manfaat Penelitian………………………………………………………………1.4
5. Metode Peneltian……………………………………………………………......1.5
6. Hipotesis………………………………………………………………................1.6
7. Waktu dan Lokasi Penelitian……………………………………………………1.7
8. Sistematika Penelitian…………………………………………………………...1.8
BAB II DESKRIPSI UMUM
1. Pengertian Tanaman Pangan……………………………………………………………....................2.1
2. Tanaman Padi Sebagai Tanaman Pangan……………………………………..2.2
3. Syarat Tumbuh Tanaman
Padi………………………………...........................2.3
4. Proses Bercocok Tanam Padi………………………………………………….2.4
5. Persemaian……………………………………………….......………………..2.5
6. Persiapan dan Pengolahan Tanah……………………………………………..2.6
7. Penanaman……………………………………………………………………2.7
8. Proses Pemeliharaan Tanaman Padi………………………………………….2.8
BAB III BERCOCOK TANAM DALAM
KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA
1. Mengenai Kegiatan Bercocok Tanam…………………………………………..3.1
2. Peranan Para Pelajar dalam Pembudidayaan Tanaman………………………...3.2
3. Badan Pendukung Kegiatan Bercocok Tanam....................................................3.3
4. Pemecahan Masalah……………………………………………………………3.4
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan…………………………………………………………………….4.1
2. Saran…………………………………………………………………………...4.2
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...................i
BIODATA………………………………………………………….....................iv
ABSTRAK
Karya ilmiah ini membahas tentang peranan yang
dapat dilakukan setiap orang untuk dapat mempertahankan ketersediaan tanaman
pangan bagi kelangsungan hidup bangsa . Dalam karya ilmiah ini juga berisi
masalah masalah yang terjadi pada pembudidayaan tanaman padi beserta
penanganannya .
Adapun karya ilmiah ini dibuat untuk memberikan
wawasan kepada setiap orang agar mau memperhatikan keberadaan tanaman padi yang
pada saat ini kurang diperdulikan oleh sebagian orang. Dapat dilihat dari impor
hasil pertanian ke Indonesia yang semakin tinggi,padahal tanah di indonesia
sangat subur untuk pertanian. Karya ilmiah ini juga untuk menghimbau para
pelajar di Indonesia untuk dapat berpartisipasi dalam pengelolaan dan
pembudidayaan tanaman padi dengan adanya pembahasan sederhana mengenai
pentingnya para pelajar dalam mempertahankan kelangsungan tanaman padi
tersebut.
Metode yang digunakan dalam Karya Ilmiah ini
adalah Metode Pengamatan dengan melakukan penelitian terhadap lahan pertanian
serta melakukan sedikit wawancara dengan yang bersangkutan dalam hal ini.
Dengan metode deskriptif .
Setelah
melakukan analisis dan penelitian, jelas penulis menemukan masalah-masalah yang
menghambat jalannya pembudidayaan tanaman padi. Salah satunya adalah kurangnya
kesadaran masyarakat untuk tetap mempertahankan tanaman pangan tersebut dengan
beralih ke tanaman-tanaman pasar yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Belum
lagi semakin kecilnya keinginan sebagian orang untuk terjun ke dunia
pertanian, yang secara tidak langsung akan berdampak bagi kebutuhan setiap
orang khususnya masyarakat Indonesia dengan tingkat kebutuhan yang semakin
lama semakin tinggi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia
termasuk kedalam negara agraris yang kaya dengan pertaniannya. Salah satu
tanaman utamanya adalah padi.
Suburnya
pertanahan di Indonesia memungkinkan untuk tempat tumbuhnya beraneka
jenis tanaman. Sehingga jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia secara
keseluruhan ditaksir sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10 persen dari flora
dunia. Hal tersebutlah yang menimbulkan keinginan para orang terdahulu untuk
mempertahankan kebutuhan pangannya dengan cara bercocok tanam. Salah satu
tanaman yang masih dipertahankan adalah padi..
Kebutuhan
orang yang semakin meningkat akan beras pada saat ini memicu sebagian orang
yang bekerja pada sektor pertanian untuk
meningkatkan produktivitas beras. Seiring bertambahnya populasi
manusia di bumi ini maka ketahanan akan tanaman pangan pun harus ditingkatkan
guna terpenuhinya kebutuhan setiap orang. Namun pada kenyataannya, keinginan
orang–orang untuk menggeluti bidang pertaniaan semakin berkurang. Kemajuan
teknologi mendorong setiap orang untuk berpikir modern dan berusaha
untuk menuju hidup yang lebih baik. Masing–masing orang kini sibuk dengan
urusannya yang melibatkan kemajuan pengetahuan sebagai pegangan. Hingga
perlahan orang-orang kurang menggeluti bidang pertanian.
Pada
saat ini produksi beras Indonesia semakin menurun, hal tersebut dapat dilihat
dari impor beras oleh negara lain ke Indonesia. Kurangnya sumber daya manusia
(SDM) untuk bercocok tanam padi merupakan salah satu penyebabnya.
Kurangnya pemahaman kepada masyarakat untuk terus dapat
mempertahankan tanaman padi serta kurangnya perhatian pemerintah terhadap
sektor pertanian khususnya tanaman padi membuat sebagian orang mulai beralih ke
tanaman yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dan mudah menghasilkan.
Penulis
yang masih sebagai seorang pelajar merasa sedih memperhatikan
keadaan tersebut. Memikirkan keadaan tanaman pangan kedepannya membuat
penulis terus berpikir dan menemukan sebuah gagasan. Adapun gagasan tersebut
yaitu Pelajar, perlunya peran serta para pelajar untuk dapat berpartisipasi
dalam hal tersebut. Karena kebanyakan para pelajar
hanya tahu mengkonsumsi olahan padi tersebut, tanpa mengetahui asal
mulanya. Oleh karena itu di dalam karya ilmiah ini penulis akan memaparkan
peran-peran yang dapat dilakukan setiap orang untuk dapat bersama
membudidayakan tanaman padi .
1.2. Rumusan Masalah
Dengan
mengamati latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya maka dapat
ditarik beberapa masalah yang saat ini akan dijadikan rumusan masalah yang akan
dibahas didalam karya ilmiah ini. Adapun rumusan masalah yang
akan dibahas adalah :
1. Bagaimana keadaan tanaman pangan (tanaman padi) di
Indonesia pada saat ini ?
2. Mengapa orang-orang kurang memperhatikan keberadaan
tanaman padi?
3. Bagaimana cara membudidayakan tanaman padi?
4. Hal-hal
apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dalam budidaya tanaman
padi ?
5. Apa saja
peranan yang dapat dilakukan oleh para pelajar sebagai generasi muda bangsa
dalam pembudidayaan tanaman?
1.3. Tujuan Penelitian
Sama
halnya dengan karya tulis yang lain,dalam penulisan karya ilmiah ini ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis. Tujuan utama penulis membuat
karya ilmiah ini untuk memenuhi harapan yang sudah dipikirkan oleh penulis
sebelumnya. Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui
kondisi tanaman padi sebagai tanaman pangan pada saat ini.
2. Mengetahui
tata cara pembudidayaan tanaman padi secara ringkas.
3. Mengetahui peranan-peranan setiap orang dalam
membudidayakan dan mempertahankan keberadaan tanaman padi.
4. Mengetahui
penyebab-penyebab semakin berkurangnya para pembudidaya tanaman padi.
5. Memberikan
sedikit pemahaman kepada para pelajar untuk mau terlibat dalam membudidayakan
tanaman.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat penelitian ini yaitu :
1. Sebagai penyelesaian tugas MIPA bagi penulis.
2. Penulis dapat mengetahui cara pembuatan karya tulis
ilmiah.
3. Sebagai wacana awal bagi penelitian selanjutnya.
4. Sebagai penambah wawasan bagi para pembaca.
1.5. Metode Penelitian
Demi
memperoleh data dan informasi yang diharapkan dalam penulisan karya ilmiah ini,
ada beberapa metode yang penulis coba pergunakan. Adapun metode-metode yang
dipergunakan oleh penulis yaitu:
1.Metode
pengamatan langsung
Dalam
metode ini penulis mencoba untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan
tanaman padi pada saat ini. Data diperoleh melalui hasil pengamatan langsung
oleh salah seorang rekan kerja penulis yang tinggal disuatu daerah yang
sebagian besar masyarakatnya membudidayakan tanaman padi. Sehingga penulis
mendapatkan sedikit gambaran mengenai kondisi pertanian pada saat ini.
2.
Metode Wawancara
Pada
metode ini penulis ingin mengetahui tata cara pembudidayaan tanaman padi.
Sehingga nantinya dapat disajikan dalam karya ilmiah ini.
3.Metode
Deskriptif
Dalam
metode ini penulis berupaya mendapatkan data dari hasil analisis beberapa
informasi di berbagai media. Penulis menggunakan metode ini untuk mengetahui
keaadaan sebenarnya yang lebih jelas mengenai persoalan yang sedang dibahas.
4.Studi
Pustaka
Untuk
mendapatkan informasi tambahan penulis mencoba membaca buku-buku yang menyangkut
budidaya tanaman padi. Hal tersebut penulis lakukan untuk menambah pembendahan
informasi yang tidak diperoleh dari metode yang lain.
1.6. Hipotesis
Penelitian
ini dilakukan oleh penulis disebabkan semakin sedikit orang yang mau membudidayakan
tanaman padi. Adapun hal tersebut menurut dugaan penulis disebabakan oleh
kondisi perekonomian, kurangnya pemahaman , pikiran yang semakin maju, serta
peran pemerintah yang tidak terjalin dengan baik.
1.7. Waktu dan Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan oleh penulis kurang lebih selama 40 hari. Penelitian ini
dimulai dengan rumusan masalah yang akan dibahas , pengumpulan data dan
informasi dari beberapa sumber , pengolahan data yang diperoleh, pengamatan
hingga penulisan hasil penelitian yang menjadi dasar penyusunan karya ilmiah
ini. Untuk pengamatan dan wawancara dilakukan dibeberapa tempat yang berbeda
yaitu desa silau maraja dan air batu. Selebihnya penelitian dilakukan berdasarkan
analisis beberapa media informasi
1.8. Sistematika Penulisan
Pada
karya ilmiah ini, penulis akan menjelaskan hasil penelitian secara terperinci
yang meliputi bagian bab pertama, bab kedua dan bab ketiga. Adapun pada
bab pertama penulis melampirkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi
penelitian, serta sistematika penelitian. Sementara pada bab kedua akan
menjelaskan tata cara pembudidayaan tanaman padi.
Pada
bab ketiga, penulis akan memaparkan data yang telah diperoleh dan akan
membahasnya secara terperinci. Pada bab ini penulis juga mejelaskan mengenai
peran-peran yang dapat dilakukan setiap orang agar dapat berpartisipasi dalam
pembudidayaan tanaman padi.
Pada
bab akhir penulis akan memberikan kesimpulan serta saran terkait masalah
pembudidayaan tanaman padi yang sekaligus menjadi bab penutup dalam karya tulis
ilmiah ini.
BAB II
DESKRIPSI UMUM
2.1. Pengertian Tanaman
Pangan
Pangan
diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik
yang diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntunkan bagi konsumsi
manusia sebagai makanan atau minuman, termaksud bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan-bahan lain yang digunakan sebagai proses
penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman (Purnomo).
Komoditas
pangan harus mengandung gizi yang terdiri atas kabohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Kelompok tanaman budidaya yang tergolong komoditas ini meliputi kelompok
tanaman pangan, tanaman hortikultura non tanaman hias, dan kelompok tanaman
lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi batasan pangan.
Batasan
untuk tanaman pangan adalah kelompok sumber tanaman karbohidrat dan
protein. Namun, tanaman pangan biasanya dibatasi pada kelompok tanaman semusim.
Batasan ini dimasa mendatang harus diperbaiki karena akan menyebabkan sumber
kabohidrat menjadi terbatas. Tanaman pangan sebaiknya memasukkan jenis tanaman
lain yang dapat menjadi sumber kabohidrat tanpa dibatasi pada
kelompok tanaman semusim. Dengan perbaikan batasan tanaman ini tanaman lain
seperti kimpul , sukun, garut dan ganyong dapat masuk kedalam kelompok tanaman
pangan.
2.2. Tanaman Padi
Sebagai Tanaman Pangan
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies,
tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier
dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan
jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya
tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya
orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang
curah hujannnya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah
tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak didaerah sub tropika.
Padi
merupakan bahan makanan yang menjadi makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat
digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi
orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan
makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi
dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan
yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan
energi.
Menurut
Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa
adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari
diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara
lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu
beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium,
fosphor dan lain sebagainya.
2.3. Syarat Tumbuh
Tanaman Padi
Tanaman
padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap
air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan
distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500
-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat
yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl.
Tanah
yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan
fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan
air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang
ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7.
2.4. Proses Bercocok Tanam
Padi
Padi
dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-tinginya dengan
kualitas sebaik mungkin, untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan
maka, tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah
tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi
hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah
kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan clan
perkembangannya tidak terhambat, entah oleh kondisi biji atau kondisi
lingkungan.
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal,
yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses
pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama
harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang
sering kali menurunkan produksi.
2.5. Persemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemaian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemaian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
a.
Penggunaan benih
·
Benih unggul
·
Bersertifikat
·
Kebutuhan benih 25-30 kg / ha
b.
Persiapan lahan untuk persemaian
·
Tanah harus subur
·
Cahaya matahari
·
Pengairan
·
Pengawasan
c.
Pengolahan tanah calon persemaian
·
Persemaian kering
·
Persemaian basah
·
Persemaian sistem dapog
Persemaian
Kering
Persemaian
kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah, banyak terdapat didaerah
sawah tadah hujan. Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik yaitu:
a. Tanah
dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih tertinggal, agar
tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
b. Tanah
dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang dilakukan pada persemaian
basah, agar akar bibit bisa dapat memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat
menyerap hara lebih banyak.
c. Selanjutnya
tanah digaru
Areal
persemaian yang tanahnya sempit dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada
dasarnya pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar
tanah menjadi gembur.
Ukuran
bedengan persemaian :
a. Panjang
bedengan : 500 -600 cm atau
menurut kebutuhan, akan tetapi perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak
terlalu panjang
b. Lebar
bedengan : 100 -150 cm
c. Tinggi
bedengan : 20 -30 cm
Diantara
kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran lebar 30-40 cm. Pembuatan
selokan ini dimaksud untuk mempermudah :
a.
Penaburan benih dan pencabutan bibit
b.
Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :
·
Penyiangan
·
Pengairan
·
Pemupukan
·
Pemberantasan hama dan penyakit
Persemaian
diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami, penggunaan benih pada
persemaian kering lebih banyak dari persemaian basah.
Persemaian
Basah
Perbedaan
antara persemaian kering dan basah terletak pada penggunaan air. Persemaian
basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan genangan air. Fungsi
genangan air:
a.
Air akan melunakan tanah
b.
Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )
c.
Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit
Tanah
yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi lunak, tanah yang sudah
lunak ini diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali. Namun sebelum
pengolahan tanah harus dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian
petak sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan 1/20 dari
areal pertanaman yang akan ditanami.
Sistem Dapog
Di
Filipina telah dikenal cara penyemaian dengan sistem dapog, sistem tersebut di
Kabupaten Bantul telah dipraktekan di Desa Pendowoharjo, Sewon.
Cara
penyemaian dengan sistem dapog :
a.
Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
b.
Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
c.
Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga pertumbuhan benih dapat
menyerap makanan dari putik lembaga
d. Setiap
hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah
e. Air
dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4
f. Pada
umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan kepersemaian yang baru atau
tempat penanaman disawah
Penaburan Benih
Perlakuan
sebagai upaya persiapan
Benih
terlebih dahulu direndam dalam air dengan maksud :
a.
Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus dibuang agar
terjadi proses tisiologis
b.
Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya benih
cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat
proses tisiologis
Lama
perendaman benih
a.
Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam ( sebelumnya
ditiriskan atau dietus )
b.
Lamanya pemeraman
c.
Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman tersebut benih berkecambah.
Pelaksanaan
menebar benih
a.
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih adalah :
b.
Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
c.
Benih tersebar rata
d.
Kerapatan benih harus sama
Pemeliharaan
persemaian
Pengairan
Pada
pesemaian secara kering
Pengairan
pada persemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air keselokan yang
berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman
dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh tumbuhan
pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan
pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui bahwa banyaknya air
dan kedalamannya merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan semai,
terutama pada persemaian yang dilakukan secara basah.
Pada persemaian basah
Pengairan
pada persemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bedengan
digenangi air selama 24 jam
- Setelah genagan
itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan
macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai bisa disebar
- Pengurangan air
pada persemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak ini, dimaksudkan
agar:
- Benih yang
disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah masuk
kedalam tanah.
- Benih tidak
busuk akibat genagan air
- Memudahkan
benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga proses
perkecambahan lebih cepat
Pemupukan
dipersemaian
Biasanya
unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur hara makro.
Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang
penyebaran benih dipersemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian
zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.
2.6. Persiapan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan
tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga
memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.
Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a.
Pembersihan
b.
Pencangkulan
c.
Pembajakan
d.
Penggaruan
Pembersihan
- Selokan-selokan
perlu dibersihkan
- Jerami yang ada
perlu dibabat untuk pembuatan kompos
Pencangkulan
- Perbaikan
pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
Membajak
- Memecah tanah
menjadi bongkahan-bongkahan tanah
- Membalikkan
tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya membusuk
- Proses
pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
Menggaru
- Meratakan dan
menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
- Pada saat
menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
- Selama digaru
saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur tidak hanyut
terbawa air keluar
- Penggaruan yang
dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
- Permukaan tanah
menjadi rata
- Air yang
merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan terbenam
- Penanaman
menjadi mudah
- Meratakan
pembagian pupuk dan pupuk terbenam
2.7. PENANAMAN
Dalam
penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a.
Persiapan lahan
b.
Umur bibit
c.
Tahap penanaman
Persiapan
lahan
- Tanah yang
sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit
padi.
Umur bibit
- Bila umur bibit
sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it terse but segera dapat dipindahkan
dengan cara mencabut bibit
Tahap
penanaman
Tahap
penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
- Memindahkan
bibit
- Menanam
A.
Memindahkan bibit
Bibit
dipersemaian yang telah berumur 17-25 hari ( tergantung jenis padinya, genjah /
dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
Syarat
-syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
- Bibit telah
berumur 17 -25 hari
- Bibit berdaun 5
-7 helai
- Batang bagian
bawah besar, dan kuat
- Pertumbuhan
bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
- Bibit tidak terserang
hama dan penyakit
- Bibit yang
berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang
mempunyai anakan.
B.
Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a.
Sistem larikan ( cara tanam )
b.
Jarak tanam
c.
Hubungan tanaman
d.
Jumlah tanaman tiap lobang
e.
Kedalam menanam bibit
f.
Cara menanam
a.Sistim
larikan ( cara tanam )
- Akan kelihatan
rapi
- Memudahkan
pemeliharaan terutama dalam penyiangan
- Pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
- Dan
perlakuan-perlakuan lainnya
- Kebutuhan bibit
/ pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b.Jarak
tanam
Faktor
yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
- Jenis tanaman
- Kesuburan tanah
- Ketinggian
tempat / musim
Jenis
tanaman
Jenis
padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak
memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki
jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
Kesuburan
tanah
Penyerapan
hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab
perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur lebih baik
dari pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur. Oleh karena
itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi
pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur.
Ketinggian
tempat.
Daerah
yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan
jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal ini
berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan
jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
c. Hubungan
tanaman
Hubungan
tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering diterapkan
ialah :
- Hubungan
tanaman bujur sangkar ( segi empat )
- Hubungan
tanaman empat persegi panjang.
- Hubungan
tanaman 2 baris.
d. Jumlah
tanaman ( bibit ) tiap lobang
Bibit
tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakian
bibit tiap lubang antara 2-3 batang
e. Kedalaman
penanaman bibit
Bibit
yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang
baik, kedalam tanaman yang baik 3-4 cm.
f. Cara
menanam
Penanaman
bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali pengukur untuk
menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai dilakukan
penanaman padi secara serentak.
2.8. Proses Pemeliharaan
Tanaman Padi
Prose pemeliharaan meliputi :
a.
Penyulaman dan penyiangan
b.
Pengairan
c.
Pemupukan
1.Penyulaman
dan penyiangan
Yang
harus diperhatikan dalam penyulaman :
- Bibit yang
digunakan harus jenis yang sama
- Bibit yang
digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
- Penyulaman
tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam
- Selain tanaman
pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan
2.Pengairan
Pengairan
disawah dapat dibedakan :
- Pengairan
secara terus-menerus
- Pengairan secara periodik
3.Pemupukan
Tujuannya
adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi
tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan
oleh petani berupa :
- Pupuk alam (
organik )
- Pupuk buatan (
an organik )
Dosis
pupuk yang digunakan :
- Pupuk Urea 250
-300 kg / ha
- Pupuk SP 36 75
-100 kg / ha
- Pupuk KCI 50
-100 kg / ha
BAB III
BERCOCOK TANAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
INDONESIA
3.1. Mengenai Kegiatan
Bercocok Tanam
Bercocok
tanam adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan hasil dari tanaman yang
diolah (Riki Susanto). Jadi segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan
tanam menanam dapat dikatakan dengan bercocok tanam.
Bercocok
tanam atau bertani dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan
menanam suatu lahan dengan jenis tanaman yang dikehendaki dengan maksud
mengambil hasil dari tanaman yang ditanam. Dalam perkembangan kehidupan manusia
di seluruh bagian bumi, kegiatan bercocok tanam merupakan kegiatan yang
mempengaruhi proses bermukim dan upaya bertahan hidup. Itulah yang menyebabkan
terjadinya perkembangan tata ruang kawasan bermukim di beberapa daerah yang
mengintegrasikan area bercocok tanam ke dalam area tempat tinggal ataupun
kampung.
Dari
hal tersebutlah timbul anggapan bahwa orang-orang yang bertempat tinggal di
kampunglah yang dapat melakukan kegiatan bercocok tanam. Seiring berkembangnya zaman, maka timbul kejenuhan untuk
melakukan kegiatan bercocok tanam. Hal tersebut ditimbulkan oleh keinginan
setiap orang untuk menjadi lebih maju dan tidak mau terus bergantung kepada kegiatan
bercocok tanam. Walaupun demikian, bagi sebagian masyarakat bercocok tanam
merupakan salah satu sumber perekonomian yang menjamin. Masyarakat tersebut
malah menganggap kemajuan teknologi membawa pengaruh baik bagi kemudahan
bercocok tanam serta berupaya meningkatkan hasil produksi mereka.
Kegiatan
bercocok tanam terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Kegiatan bercocok tanam
kecil-kecilan, menengah, hingga kegiatan bercocok tanam besar-besaran. Kegiatan
bercocok tanam kecil-kecilan dapat dilakukan disekitar pekarangan rumah ataupun
kebun ilmiah sekolah. Untuk kegiatan bercocok tanam menengah dapat
dilakukan di lahan milik perorangan yang memungkinkan dapat dilakukan kegiatan
bercocok tanam di lahan tersebut. Sedangkan untuk kegiatan bercocok tanam
besar-besaran biasanya dilakukan oleh suatu perusahaan dimana tujuan utamanya
yaitu mendapatkan hasil produksi yang sebesar-besarnya.
Jadi
intinya kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan siapa saja dan kapan saja tergantung
adanya kemauan dari diri kita masing-masing untuk mau bersama-sama
melakukannya.
3.2. Peranan Para
Pelajar dalam Pembudidayaan Tanaman
Salah
satu hal sederhana yang dapat dilakukan oleh para pelajar adalah dengan menjaga
kebersihan lingkungan,misalnya kerja bakti membersihkan saluran air atau halaman sekolah,atau bahkan sesederhana membuang sampah pada tempat yang telah
disediakan.
Saya
beranggapan peran pelajar dalam masyarakat tidak hanya belajar dan diam di
rumah saja. Saya setuju jika para pelajar dapat melatih dan menunjukan
kepedulian mereka kepada alam . Ada di antara mereka yang sudah ambil dalam
pelestarian lingkungan tersebut,contohnya ada yang ikut organisasi pecinta alam,
ada yang ikut organisasi pelestarian lingkungan hidup , pada umumnya pelajar
menjawab alasan kedua yaitu mereka sadar akan potensi dan keperluan untuk
melestarikan lingkungan hidup,tapi mereka tidak tahu harus memulai darimana.
Menurut
analisis yang dilakukan penulis ada beberapa faktor pendorong dan penghambat
peran pelajar dalam budidaya tanaman. Faktor-faktor yang menghambat pelajar
untuk turut serta aktif dalam kegiatan budidaya tanaman adalah sebagai berikut:
1.
Pelajar sudah sibuk dengan kegiatan dan tugas dari sekolah
2.
Tidak ada dorongan dari pihak sekolah untuk mempelajari budidaya tanaman
3.
Kurang adanya kemauan untuk mengetahui tentang budidaya tanaman
4.
Kemajuan teknologi yang membawa kenikmatan sendiri bagi pelajar
Sedangkan
faktor-faktor yang mendorong pelajar turut aktif dalam kegiatan dan
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh lingkungan dan pergaulan positif
2. Adanya didikan dan dorongan dari orang tua.
3. Tugas dari sekolah yang melibatkan budidaya tanaman
4. Adanya
kegiatan menarik yang diadakan oleh sekolah menyangkut budidaya tanaman
5. Adanya kesadaran diri tentang lingkungan sekitar
3.3. Badan Pendukung
Kegiatan Bercocok Tanam
Pemerintah atau Dinas Pertanian
Dinas
pertanian memiliki peran yang besar dalam
mengembangkan usaha pertanian di tanah air. Dengan dukungan baik dari
dinas pertanian, masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari bertani akan
hidup semakin layak dan makmur.
Perlu
peran aktif di setiap bagian di dalam dinas pertanian untuk mewujudkan
cita-cita tersebut.
Beberapa
peranan penting dinas pertanian dalam meningkatkan bidang pertanian di tanah
air adalah:
1. Pemberian penyuluhan
2. Bantuan bibit dan pupuk
3. Pengendalian harga
4. Penelitian
5. Kerjasama dengan para petani
3.4. Pemecahan Masalah
Keberadaan
tanaman padi di Indonesia pada saat ini masih dipertanyakan. Kurangnya
kepedulian masyarakat untuk membudidayakan tanaman padi pada saat ini menjadi
sorotan penulis pada saat ini. Penulis membenarkan kurangnya niat orang-orang
untuk membudidayakan tanaman padi disebabkan kecilnya nilai ekonomis dalam
pembudidayaan tanaman padi serta kurangnya kerja sama dengan dinas pertanian
setempat. Padahal untuk membudidayakan tanaman padi terbilang sangat sederhana
yaitu dimulai dari penyemaian, pengolahan , penanaman, dan pemeliharaan.
Setelah
mengkaji masalah-masalah yang terdapat pada bab sebelumnya, penulis
berpendapat bahwa untuk meningkatkan kemauan orang dalam membudidayakan tanaman
diperlukan bantuan berbagai pihak. Seperti dalam mengoptimalkan pembudidayaan
tanaman padi di wilayah Indonesia, pemerintah melalui dinas pertanian perlu
menjalankan perannya sebaik mungkin guna dapat meningkatkan produksi tanaman
pangan tersebut. Penyuluhan-penyuluhan kepada petani merupakan salah satu cara
yang efektif yang bisa dilakukan oleh dinas pertanian, sehingga dapat terjalin
hubungan yang baik antara petani dengan dinas pertanian.
Oleh
karena itulah antara pihak petani dan dinas pertanian perlu sama-sama menjalin
kerja sama yang baik. Dinas pertanian sebagai pihak penyedia dan pengendali
sementara petani sebagai pihak pelaksana. Dengan adanya kerjasama tersebut,
diharapkan nantinya ketahanan tanaman pangan di Indonesia tetap stabil.
Disisi
lain, pelajar sebagai generasi muda juga dapat berpartisipasi dalam
pengendalian tanaman pangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
pembudidayaan kecil-kecilan yang dapat dilakukan disekolah maupun dipekarangan
rumah. Disini diperlukan peran orang tua maupun sekolah yang menjadi dasar para
pelajar untuk memberikan pengarahan mengenai pembudidayaan tanaman. Sekolah
sebagai media pelayanan pendidikan mempunyai diharapkan bukan hanya menuntut
muridnya untuk mengetahui mata pelajaran akademik saja, melainkan juga
mengetahui pengetahuan mengenai lingkungan hidup. Pembudidayaan tanaman pdi juga
perlu diperkenalkan kepada para pelajar, agar nantinya para pelajar sebagai
generasi penerus dapat menemukan solusi jika terjadi kelangkaan tanaman pangan.
Seperti yang telah dilakukan oleh sisiwa-siswi SMP Negeri 209 Jakarta, mereka
menanam padi di pot dan ember-ember bekas. Penulis berharap nantinya kegiatan
tersebut terus ditingkatkan dan dikembangkan oleh sekolah-sekolah yang lain.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari
serangakaian pembahasan yang telah penulis paparkan dalam karya ilmiah ini maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Semakin sedikitnya niat petani untuk membudidayakan tanaman
padi disebabkan faktor ekonomi dan kurangnya penyuluhan dari pemerintah.
2. Dalam
membudidayakan tanaman padi, perlulah adanya kerjasama yang baik antara
pemerintah maupun petani. Guna terwujudnya ketahanan sumber pangan secara
optimal.
3. Budidaya tanaman padi terbilang sangat sederhana dan dapat
dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Baik dalam skala besar
maupun kecil.
Hanya
perlu mengikuti prosedur yang sangat sederhana setiap orang dipastikan dapat
membudidayakan tanaman padi. Sekolah merupakan media yang cocok untuk
memberikan pengajaran dan bimbingan kepada para pelajar mengenai pembudidayaan
tanaman.
4.2. Saran
1. Pemerintah maupun dinas pertanian perlu memberikan
penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat untuk membudidayakan tanaman padi.
2. Pemerintah perlu melakukan kerjasama dengan para petani
baik melalui pengendalian harga bahan pangan maupun memberikan bantuan alat dan
bahan pertanian.
3. Pembudidayaan tanaman padi harus terus ditingkatkan guna
terwujudnya ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia.
4. Kegiatan pembudidayaan perlulah diperkenalkan kepada para
pelajar. Hal tersebut dapat terlaksana dengan adanya campur tangan pihak
sekolah sebagai penyelenggara untuk menyediakan materi-materi dalam bercocok
tanam.
5. Pembuatan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah-sekolah
mengenai pembudidayaan tanaman, sehingga para pelajar tidak bosan dan dapat
belajar mencintai lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Pracana. 2002. Bertanam
Padi. Yogyakarta: Kanisius
Hatikah,
Tika dan Mulyanis. 2005. Berbahasa dan Bersastra Indonesia.Jakarta: Grafindo
Kompas. 2009. Impor beras ke Indonesia.
Indonesia: Harian Kompas
teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya–padi.html
Source By : https://nikonababan.wordpress.com/2012/04/22/pembudidayaan-t/
BIODATA
Nama
: Ira Nurpatimah
Kelas
: XII-TKJ
E-mail
: inirasoy21@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar